Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf didalam pengajian rutinan kitab Ihya' 'Ulumiddin mengatakan bahwa ulama-ulama terdahulu sangat memperhatikan kebersihan hati mereka karena mereka mengetahui bahwasannya Allah S.W.T tidak memandang hambanya dari penampilan akan tetapi Allah memandang kepada hati seorang hamba tersebut.
Ibn Atho'illah berkata didalam salah satu kata hikmahnya : terkadang orang yang bermaksiat itu hatinya dalam ketaatan, dan begitu juga sebaliknya terkadang orang yang taat itu hatinya dalam kemaksiatan. Maksutnya ialah orang yang melakukan maksiat itu dihatinya merasa hina dari semua orang yang ada dimuka bumi ini. Sedangkan orang yang melakukan ketaatan ketika dia melakukan suatu ibadah namun hatinya merasa bahwa dirinya tersebut lebih mulia dari orang lain.
Hati orang-orang yang bersih itu faqih. Seperti Al-imam Al-habib Ja'far bin Syaikhon Assegaf yang mana beliau menafsirkan ayat Al-Qur'an :
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ جَاعِلِ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًاۙ اُولِيْٓ اَجْنِحَةٍ مَّثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَۗ يَزِيْدُ فِى الْخَلْقِ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Sebagaimana didalam kitab-kitab tafsir dimanapun ditulis bahwasannya malaikat itu ada yang mempunyai sayap 2,3,4. Berbeda halnya dengan Habib Ja'far bin Syaikhon Assegaf yang mana beliau menafsirkan bahwasannya yang dimaksut 2 itu adalah sholat Shubuh, dan yang dimaksut 3 itu sholat Ashar dan yang dimaksut 4 itu sholat Dhuhur,Ashar,dan Isya dengan sayap-sayap ini kita bisa terbang dan sampai ma'rifat kepada Allah S.W.T.
Lihatlah bagaimana seseorang yang memiliki hati yang bersih bisa menafsirkan sesuatu yang bahkan tidak ada atau tidak ditulis didalam kitab-kitab tafsir itu semua tidak lain karna sebab hati Beliau yang sangat bersih.
Post a Comment