Kh Cholil Hamid merupakan salah satu kyai yang dulunya nyantri di ponpes tebu ireng Jombang, di bawah bimbingan dan asuhan Kh Hasyim Asy'ari.
Kh Cholil Chamid di kenal sebagai Ulama' Bangil yg "Tegas" terhadap Syariat.
Pada awalnya beliau bekerja di pasar sebagai pedagang, di samping itu beliau juga sebagai Imam Rawatib di Masjid Agung Bangil.
Al kisah dari beberapa jamaah Masjid Agung Bangil, Suatu ketika Kh Cholil Chamid menjadi Imam sholat Rowatib di Masjid Agung Bangil, tiba tiba Beliau jatuh tersungkur dan pingsan, setelah bangun tetnyata beliau bercerita, ketika saat membaca ayat al Qur'an.
ربي لو لا اخر تني الى اجل قريب فاء صدق واكن من الصا لحين
Maka beliau terbayang orang orang yang sudah meninggal dunia dan menyesali kehidupnya, mereka semua sudah berada di Alam kubur, kemudian ingin kembali ke dunia lagi hanya sekedar untuk bersodaqoh dan beramal sholeh, namun Allah swt menolaknya.
kandungan dari ayat suci Al Qur'an di atas itulah penyebab Beliau takut dan jatuh tersungkur hingga pingsan.
Sejak peristiwa itulah beliau hijrah, tidak lagi berdagang ke pasar, melainkan Beliau beralih, semata mata untuk mengajar ilmu agama Islam sambil membawa tongkat kemanapun Beliau pergi, hal itu sebagai tanda untuk mengikuti jejak Ulama' salafu Sholeh dan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad Saw.
Sebelum Kh Cholil Chamid meninggal dunia, Beliau berpesan kepada keluarganya bahwa: halaman rumah yang beliau tempati saat ini tetap jadikan Taman Surga, yaitu sebagai tempat madrasah diniyah dan taman pendidikan al Qur'an yang Beliau beri nama"NAHJATUL ULA"
Amal jariyah Kh Cholil Chamid tersebut di atas sebagai wujud realisasi dari peristiwa ketika Beliau pingsan di Masjid Agung Bangil.
Itulah sebabnya, semua yang beliau miliki saat hidup di dunia, seperti Ilmu Agama dan Rumah tempat tinggalnya Beliau amalkan semua untuk bekal ahirat menghadap Allah Swt.
Al kisah yang lain tentang pesan Kh Hasyim Asy'ari kepada Kh Cholil Chamid ;
Suatu ketika Kh Cholil Hamid menyampaikan cerita kepada salah satu teman lamanya yang sama sama menjadi pasukan Hizbullah Bangil yaitu tentang cerita dan pesan dari guru Beliau bernama Kh Hasyim Asy'ari Kata Kh Cholil Chamid menirukan Mbah Kh Hasyim Asy'ari.
Ujarnya siapapun yang menjadi pengurus jam'iyah NU di akui sebagai murid beliau, sekalipun tidak perna nyantri di ponpes Tebu Ireng Jombang dan beliau selalu mendoakan mereka para pengurus Jam'iyah NU, KH Hasyim Asy'ari juga berpesan kepada para pengurus di jajaran jam'iyah NU di seluruh Indonesia, untuk selalu takut kepada Allah SWT, sebab hal itu sesuai dengan keinginan Beliau berdasarkan firman Allah "innama yahsallahu min ibaadihil Ulama'" (surah Al faatir 28).
Bilamana pengurus NU takut kepada Allah Swt, niscaya sesuai dengan harapan para pendiri jamiyah NU dan sesuai dengan makna NU yaitu "kebangkitan Ulama', namun sebaliknya, apabila para pengurus jam'iyah NU tidak takut kepada Allah SWT, tetapi takut kehilangan jabatan duniawi semata. maka makna NU menjadi "Naqdatul Ulama' yang artinya perusak Ulama'.
Oleh karena itu pesan KH Hasyim Asy'ari yang di sampaikan oleh Kh Cholil Chamid beserta santri lainya, "pilihlah Ulama' yang takut kepada Allah, untuk menjadi pengurus NU"
Jangan kamu jadikan pengurus di Jamiyah NU terhadap Ulama' yang mengerti kitab tapi di tatab dan mengerti Syara' tapi di terak.
Dengan kata lain Kh Cholil Chamid berpesan, ikutilah Jam' iyah NU yang berjalan di jalanya Kh Hasyim Asy' ari sebagai Ulama' Ahlu Sunah Wal Jamaah.
Demikian kisah singkat Kh Cholil Chamid sebagai Ulama' pendiri majlis ta'lim yang Beliau beri nama Nahjatul Ula yang beralamatkan di pandean kidul Dalem Bangil...al faatihah.
Artikel ini bersumber dari tulisan facebook Fanlie, tanpa mengubah sedikitpun dari tulisan tersebut. Penulis ini memiliki nama asli Abdul Basyir, yang biasa menjadi pembawa acara kegiatan ke agamaan di Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Post a Comment