Pada abad ke enam lahir seorang ulama besar yang namanya tersiar di belahan dunia yang bernama Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin Husin bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam An Nawawi As syafi’i.
Beliau lahir di sepuluh awal bulan Rajab pada tahun 636 H di suatu kampung yang bernama Nawa, kemudian beliau datang ke Damaskus pada tahun 649 H kemudian mengajar di Darul Hadis pada tahun 665 H sebelum wafat beliau melaksanakan haji sebanyak dua kali kemudian melakukan perjalanan ke kotanya dan berziarah ke Al Qods kemudian beliau pulang kekampungnya lalu sakit di sana dan akhirnya beliau wafat di hari Rabu pada bulan Rajab tahun 676 H dan di makam kan di kota Nawa Damaskus.
Imam Nawawi tumbuh besar dikota Nawa karena orang tuanya bertempat tingal di sana. Ayah beliau pernah bercerita bahwa Imam Nawawi tidur disampingnya kemudian bangun di pertengahan malam dan berkata wahai ayahku cahaya apa ini yang memenuhi rumah, kemudian kami bangun semuanya tetapi kami tidak melihat sesuata apapun kemudian aku tahu bahwa itu malam lailatul Qadar.
Baca juga: Hizib Imam Nawawi
Syekh Yasin bin Yusuf Al Zarkasyi salah seorang Guru Imam Nawawi memuji kehebatan Nawawi sejak kecik, ketika di jalan Syekh Yasin melihat Imam Nawawi di Nawa pada hal umurnya pada waktu itu 10 tahun. Anak-anak seusianya memaksanya untuk bermain bersama merika dan beliau lari sambil menangis karena paksaan merika itu. Tetapi dalam keadaan seperti itu beliau tetap membaca Al Qur’an, oleh sebab itu akhirnya sang Syekh cinta kepadanya.
Ketika Imam Nawawi berumur 9 tahun ayahnya membawanya ke Damaskus untuk belajar ilmu, kemudian beliau tingal di madrasah Rawahiah pada tahun 649 H.Madrasah ini di bangun oleh Zakiyuddin Abu Qasim Hibatullah bin muhammad Al Anshari yang di kenal dengan Ibnu Rawahah dia seorang pedagang yang kaya wafat pada tahun 622 H. dan di antara ulama yang mengajar di madrasah itu adalah Imam Taqiyuddin Abu Amar Ibnu Shalah ,Ibnu Al Bazi, Ibnu Al Zimlakani dan anak-anak Imam As Subki.
Maka dalam kesempatan inilah Imam Nawawi menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, kemudian beliau mnghapal kitab At Tanbih selama 4 bulan setengah dan membaca kitab Muhadzab bersama qurunya Syekh Ishaq bin Ahmad bin Ustman Al Maghribi dan beliau ini guru pertama Imam Nawawi dalam ilmu fiqih.
Pujian ulama terhadap karangan Imam Nawawi :
1. Berkata Imam Yafii sesungguh telah sampai kepadaku bahwa Imam Nawawi dapat pandangan khusus dari Allah swt setelah beliau wafat, kemudian tempat barakah pandangan itu merambat kepada kitab-kitabnya sehingga di terima dan tersebar di belahan dunia.
2. Kitab yang paling shahih setelah kitabullah yaitu kitab Bukhari dan Muslim dan Umat menerima dua kitab tersebut dengan penuh pengagungan dan penghormatan, tetapi kitab Riyadhus Shalihin ledih masyhur di kalangan orang umum dan khusus sehingga melebihi kitab Bukhari dan Muslim.
3. Di rumah kaum muslimin sering kali kosong dari kitab Bukhari dan kitab Muslim atau salah satu dari dua kitab tersebut, namun kitab Riyadhus Shalihin jarang sekali kosong dari rumah kaum muslimin karena kitab Riyadhus Shalihin mudah di baca dan bagus tata tertibnya, sehingga tema dan isi kandungannya mencakup apa yang di butuhkan oleh orang Islam, baik itu dari segi kehidupan, ibadah dan mu’amalah.
Post a Comment